ANACONDA
Sebagian besar ular anaconda hidup
di Sungai Amazone, Brasil, Amerika Selatan. Amazone adalah sungai terpanjang
ke-2 di dunia setelah Sungai Nil di Afrika. Selain di Sungai Amazone, anaconda
juga tinggal di rawa-rawa dan
semak-semak di sungai tropis lainnya di wilayah Amerika Selatan. Gerakan ular
ini di air sangat gesit dan lamban di darat. Ketika naik di darat, tubuhnya
akan dikerubuti kutu parasit. Anaconda tidak berbisa, yang mematikan adalah
belitan tubuhnya yang sangat kuat. Belitannya mampu membunuh banteng, buaya, bahkan
gajah sekalipun. Tidak seperti ular lainnya, anaconda berkembang biak dengan melahirkan.
Anaknya berkisar 20 – 40 ekor, bahkan bisa mencapai 100 ekor. Sangat banyak,
ya? Beberapa jam setelah lahir, anaknya sudah
pandai berenang. Warna anaconda bermacam-macam, ada yang hijau, cokelat,
kuning, dan lainnya. Anaconda warna hijau adalah yang terbesar, bisa mencapai
bobot 227 kilogram dengan panjang 9 meter. Ukuran yang betina lebih besar dari
yang jantan. Makanan utamanya adalah katak, tikus, kura-kura, rusa, babi, dan
lainnya. Jika memangsa makanan besar, anaconda mampu puasa selama setahun. Hebat,
ya!
KEPITING
Apakah kamu pernah menghitung kaki
kepiting, berapa jumlahnya? Sepuluh,
termasuk capitnya lho! Dada dan perut kepiting jadi satu, sehingga kamu sulit
mencari mana perut atau dadanya. Tubuhnya dilindungi cangkang yang sangat
keras. Tapi lembek ketika mengalami pergantian cangkang, atau Wong Jowo
menyebutnya “nggemburi”. Cangkang terbentuk oleh zat kitin. Mereka punya dua capit
sebagai senjata berburu atau membela diri. Capit tidak dipakai berjalan. Apakah
ada yang pernah dicapit kepiting? Woh, sakit seperti dicepit tang! Nama lain
kepiting adalah ketam, yuyu (Jawa). Ada kepiting air tawar dan air laut. Di semua
laut dan perairan tawar dapat ditemukan kepiting, terutama di wilayah tropis. Ada
440 spesies kepiting dengan ukuran beragam. Kepiting kacang hanya berukuran milimeter,
sedangkan kepiting laba-laba di Jepang rentang kakinya bisa mencapai 4 meter! Kepiting
bernapas dengan insang yang berupa plat-plat pipih, mirip insang udang. Kepiting
berkembang biak dengan bertelur. Telur dan anaknya yang masih kecil digendong
di bawah perutnya. Sekali bertelur ratusan, bahkan ribuan. Umur kepiting bisa
mencapai 8 – 13 tahun. Kepiting berjalan menyamping, tidak pernah maju. Kepiting
pemakan segalanya (omnivora), apa saja dimakan, asal suka. Capit atau kakinya
yang putus bisa pulih kembali.
KALONG
Kalong itu saudaranya kelelawar. Dilihat
ukurannya yang besar, mungkin kalong itu si sulung. Kelelawar yang berukuran lebih
kecil adalah adik-adiknya, he-he! Kalong
adalah kelelawar pemakan buah. Tapi ada kelelawar berukuran lebih kecil yang
juga pemangsa buah, yang Wong Klaten menyebutnya “kampret”. Rentang
sayap kalong bisa mencapai 1,7 meter dengan bobot badan 1,5 kilogram. Habitat kalong
tersebar di wilayah Asia tropis dan subtropis. Oya, kalong dan kelelawar
bukanlah bangsa burung. Mereka itu mamalia, lihat saja, mukanya seperti tikus,
hanya saja tidak berekor. Kalau boleh menyebut tikus terbang, ya si kelelawar
dan gangnya itu. Ujung sayap depan ada jarinya. Apakah hanya makan buahnya
saja, tidak, karena kalong juga makan bunga, nektar, dan serbuk sari. Mereka membantu
penyerbukan, terutama tanaman durian. Mata kalong tidak sesipit kelelawar, tapi
indera yang diandalkan adalah hidungnya. Daya penciumannya sangat tajam. Beda dengan kelelawar pemakan serangga yang
mengandalkan pendengaran. Untuk cari makan mereka bsia menempuh jarak 40 mil
dari sarang. Mereka tidur bergerombol di puncak pohon yang sangat tinggi dan
tanpa daun. Sayangnya, karena dagingnya yang lezat, kalong hampir punah karena
perburuan. Kalong berkembang
biak dengan melahirkan, seekor anak sekali melahirkan. Mungkin juga, siapa
tahu, ada yang lahir kembar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar